Minggu, 27 April 2014

Turis Jerman Ajukan ke Pengadilan Karena Liburannya Terganggu Karena Lantunan Adzan di Turki

Sepasang warga asal Jerman menuntut
agen perjalanan yang membawa mereka
ke Turki ke pengadilan hanya karena
adanya lantunan Adzan yang
mengganggu liburan mereka di Turki ,
negeri yang bermayoritas Muslim.

Kasus ini diajukan di kota Jerman,
Hannover , di mana mereka menuntut
sebuah agen perjalanan yang
mengorganisir perjalanan mereka ke Turki
, pasangan itu mengklaim mereka tidak
mampu bersantai di hotel bintang lima
Angora Beach Resort Hotel di kota
Doganbey di pantai Aegean , Turki.

Pasangan ini menuntut setengah dari
biaya $ 3.200 untuk paket wisata mereka
untuk dikembalikan , setelah mereka
menyatakan gangguan Adzan dari masjid
di dekat hotel tersebut sehingga mereka
tidak bisa santai , menurut koran yang
berbasis di Inggris The Daily Mail
melaporkan pada hari Jumat .

Pengadilan di Jerman tersebut menolak
tuntutan mereka , dan mengatakan bahwa
agen perjalanan tidak bersalah . Selain itu
pengadilan menyatakan bahwa pasangan
itu seharusnya tidak terkejut dengan
panggilan Adzan itu karena faktanya
hotel di tempat mereka menginap itu
berada di pusat kota, dan Turki adalah
negara yang bermayoritas Muslim,
sebagaimana pula banyaknya suara
lonceng dari gereja di negara negara
Nasrani (Arby/Dz)

http://m3.eramuslim.com/berita/dunia-islam/lucu-pasangan-turis-asal-jerman-ajukan-ke-pengadilan-karena-liburannya-terganggu-karena-lantunan-adzan-di-turki.htm

Ekspresi Logam

Intisari-Online.com – Pernahkah Anda tahu bahwa bagian belakang mobil ternyata juga memiliki ekspresi wajah? Orang yang baru belajar mengemudi tatkala ia memotong jalan Anda di depan, lampu seinnya di belakagn akan terlihat berkedip-kedip dengan segan, menandakan betapa gugup pengemudinya.

Lain halnya dengan supir yang sok hebat. Terkadang punya lampu kelap kelip yang terang-benderang terpasang di mobilnya. Bahkan tak jarang bagian belakang mobilnya seolah-olah tertera 'Jangan cari
masalah denganku!'

Tatkala logam-logam seperti itu memiliki ekspresi, bagaimana dengan manusia?

Jangan mengotori kenangan yang dimiliki seseorang. Bila memang ingin pergi dari
seseorang, maka pergilah dengan bermartabat. Jika ingin mengalahkan seseorang, maka kalahkan dengan bermartabat.

Melangkahlah dengan mengagumkan, dengan wajah indah, dan bukan mencemooh yang dapat membawa kebencian. Karena kejujuran, kesetiaan, penghormatan, dan pengendalian diri menghubungkan kita semua dalam ruang lingkup kesederhanaan hidup. (BMSPS)

http://intisari-online.com/mob/read/ekspresi-logam

Kisah Pendiri Whatsapp

Intisari-Online.com – Pendiri WhatsApp, lahir dan besar di Ukraina dari keluarga yang relatif miskin. Saat usia 16 tahun, ia nekat pindah ke Amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sebagai "American Dream".

Pada usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih-bersih supermarket. "Hidup begitu pahit", Koum membatin. Tapi dalam penderitaannya dia tak pernah meninggalkan Tuhan, walau sekelumit doa yang ia ucapkan di antara sela-sela gang sempit tempat dia tertidur.

Hidupnya kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker. Mereka bertahan hidup hanya dengan tunjangan kesehatan seadanya. Koum lalu kuliah di San Jose
University. Tapi kemudian ia memilih keluar, karena lebih suka belajar programmer secara autodidak.

Karena keahliannya sebagai programmer, Jan Koum
diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo!. Ia bekerja di sana selama 10 tahun. Di tempat itu pula, ia berteman akrab dengan Brian Acton.

Keduanya membuat aplikasi WhatsApp tahun 2009, setelah resign dari Yahoo!. Keduanya sempat melamar ke Facebook yang tengah menanjak popularitasnya saat itu, namun ditolak. Facebook mungkin kini sangat menyesal pernah menolak lamaran mereka.

Setelah WhatsApp resmi dibeli Facebook dengan harga 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 224 triliun) beberapa waktu lalu, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan. Ia datang ke tempat dimana ia dulu, saat umur 17 tahun, setiap pagi antre untuk mendapatkan jatah makanan dari pemerintah. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antre. Mengenang saat-saat sulit, bahkan untuk makan saja ia tidak punya uang. Pelan-pelan, air matanya meleleh. Ia tidak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan nilai setinggi itu. Hanya kuasa Tuhan yang bisa menjadikan semua ini nyata.

Ia lalu mengenang ibunya yg sudah meninggal karena kanker. Ibunya yang rela menjahitnya demi menghemat. "Tak ada uang, Nak…". Jan Koum
tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan
berita bahagia ini kepada ibunya. Rezeki datang dari arah dan bentuk yang tidak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi triliuner berkat kesabarannya.

Pada saatnya kita akan dibukakan pintu berkat oleh
Tuhan, semuanya akan menjadi nyata. (BMSPS)

http://intisari-online.com/mob/read/kisah-pendiri-whatsapp

Wiper seperti Penghapus Dosa Kita

Intisari-Online.com – Bella, masih berusia tujuh tahun. Tahun ini adalah tahun pertamanya di sekolah dasar. Prestasinya biasa saja karena orangtuanya tidak ingin memaksanya belajar setiap kali ulangan. Namun, ia termasuk yang pandai karena sering membuka pembicaraan dengan topik yang tidak pernah terduga.

Sore itu sang Ayah sedang mengendarai mobil untuk
menjemput istrinya dari tempat kerjanya. Bella, menemani ayahnya. Saat itu turun hujan yang cukup deras. Ayahnya harus tetap fokus mengemudi
mengingat banyak bagian jalan tergenang dan sedikit licin.

Setelah sekian lama Bella diam sambil menikmati hujan dalam perjalanan kami, tiba-tiba ia sedikit mengagetkan fokus sang ayah pada kemudi, memecah keheningan sore itu.

"Ayah, aku sedang memikirkan sesuatu..."

Biasanya jika sedang seperti itu maka selanjutnya ia akan bercerita. Sambil sedikit melambatkan laju kendaraan sang ayah menjawab pembicaraannya, "Ada apa Nak, apa yang kamu pikirkan?"

"Hujan," jawabnya. "Hujan ini seperti dosa-dosa kita."

"Kenapa kau berpikir seperti itu. Bukankah hujan adalah rahmat dari Tuhan?"

"Betul Ayah, tapi itu seperti perumpamaan dosa-dosa kita. Dan wiper (penghapus air hujan) di kaca itu seperti pengampunan dari Tuhan."

Sedikit kaget bercampur dengan rasa ingin tahu, sang ayah melanjutkan pembicaraan tersebut dengan bertanya, "Lalu apa yang kamu maksud dengan wiper ini? Apa maksudnya?"

Tanpa ragu-ragu Bella menjawab dengan nada datar
tapi terdengar tegas, "Kita terus berbuat dosa dan Tuhan terus menghapus dengan kasihNya."

"Kamu benar Nak, Tuhan akan selalu menerima pengampunan umatNya tak perduli seberapa besar dan seberapa sering dosa itu terjadi. Tuhan akan selalu mengampuni, selama nafas kita belum sampai ditenggorokan. Itulah tanda bahwa Tuhan sangat sayang pada kita." (BMSPS)

http://intisari-online.com/mob/read/wiper-seperti-penghapus-dosa-kita

Saat Hadapi Keputusan Sulit

Intisari-Online.com – Dalam mengambil sebuah
keputusan itu sangatlah sulit, terlebih lagi ketika kita
dituntut untuk bisa memilih salah satu dari dua pilihan yang sama-sama memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita selanjutnya. Di sinilah banyak orang menjadi takut untuk mengambil keputusan.

Ada juga yang bingung dalam menentukan pasangan
hidup, ketika seseorang sudah merasa cocok dengan
pilihannya, namun keluarga besarnya sangat
menentang. Atau juga ketika seorang anak sudah
memilih tempat untuk melanjutkan kuliah namun tidak mendapat persetujuan dari orang tuanya.

Setiap dari kita, baik itu sebagai anak, orangtua,
ataupun saudara, tentu kita menginginkan yang terbaik. Akan tetapi kita tidak bisa melandasi keputusan itu atas dasar diri sendiri atau orang lain. Datanglah kepada Tuhan dan berdoalah.

Pasti ada jalan keluar untuk setiap permasalahan. Pasti ada keputusan yang tepat yang akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita salah memilih. (SD)

http://intisari-online.com/mob/read/saat-hadapi-keputusan-sulit

Menjadi lebih Cepat dan Kuat

Intisari-Online.com – Pepatah "Siapa Cepat, Dia Dapat", mendorong orang untuk bersikap kompetitif. Pepatah ini sudah banyak memotivasi orang untuk
menjadi unggul dan mencapai keberhasilan.

Untuk memecahkan rekor yang ada, orang harus lebih cepat, lebih kuat, dan lebih hebat. Tanpa terasa, kehidupan dunia saat ini sudah berubah, makin lama makin cepat dan makin kejam. Mereka yang tidak mampu mengimbangi kecepatan perubahan tersebut akan tertinggal dan tersisih, ditinggalkan dan dilibas.
Terutama bagi mereka yang semakin tua, yang kemampuan fisiknya semakin lamban dan semakin lemah.

Ternyata kemenangan tidak selalu milik mereka yang cepat dan kuat. Garis finis yang sesungguhnya adalah akhir dari kehidupan kita. Nasib semua orang itu sama, yaitu berakhir dalam kematian. Namun, tak seorang pun tahu kapan waktu kematian itu tiba. Tiap orang hanya tinggal menjalani dan mengisi kehidupan yang sudah diberikan Tuhan.

Maka, mari kita menikmati kehidupan ini semaksimal mungkin karena hidup adalah anugerah. Kebahagiaan kita dapatkan apabila kita setia pada Tuhan. (SD)

http://intisari-online.com/mob/read/menjadi-lebih-cepat-dan-kuat

Apa Kebiasaan Anak Anda?

Sejak 24 April 2014 hingga 30 April 2014, saya
bersama penyanyi Yana Julio, menghibur dan
memberikan inspirasi di beberapa kota di Amerika
Serikat. Acara yang didukung Dompet Dhuafa dan
Nusantara Foundation New York ini memberika
kenangan tersendiri bagi saya. Penampilan "duet
maut" kami di Manhattan New York tadi malam
mendapat sambutan luar biasa dari 180 lebih
peserta yang hadir.

Selain berbagi inspirasi tentunya kami
menyempatkan diri bertamu ke beberapa keluarga
Indonesia yang sudah lama bermukim di Amerika
Serikat. Ternyata semua anggota keluarga mereka
fasih berbahasa Indonesia, kecuali yang masih kecil-kecil. Anak-anak mereka lebih fasih berbahasa
Inggris karena kebiasaan mereka sehari-hari
memang lebih banyak menggunakan bahasa Inggris.

Hal-hal yang dibiasakan sejak kecil akan
berkembang menjadi keahlian. Bukan hanya dalam
hal berbahasa, kebiasaan lain yang dilakukan anak-anak kita di rumah akan menentukan bagaimana
mereka di masa depan.

Anak-anak yang dibebaskan main game di rumah
maka saat dewasa berpeluang besar kecanduan
game. Anak-anak yang dibebaskan menghabiskan
waktu berjam-jam di depan televisi akan cenderung
egois dan tidak tahu prioritas saat kelak dewasa.
Mereka akan terbiasa sibuk dengan dunianya.
Mereka terlalu asyik memuaskan egonya. Begitu
pula bila orang tua merasa "kasihan"
membangunkan anaknya sebelum subuh, maka di
masa-masa berikutnya mereka akan terbiasa
bangun siang.

Kebiasaan yang dipupuk sejak kecil menentukan
masa depan anak. Para orang tua wajib memastikan
bahwa anak-anak mendapat perhatian, energi dan
waktu terbaik. Apabila setelah remaja dan dewasa
anak-anak sulit dikendalikan maka jangan salahkan
mereka. Karena, itu adalah buah dari kesalahan orang tua yang tidak menyiapkan kebiasaan yang baik saat mereka anak-anak.

Boleh tahu, apa kebiasaan yang sudah Anda tanamkan kepada anak-anak Anda?

Salam SuksesMulia!

http://jamilazzaini.com/apa-kebiasaan-anak-anda/

MARHABAN YA RAMADHAN

MARHABAN YA RAMADHAN

Sekarang kita telah tiba di penghujung bulan
Sya'ban, beberapa hari lagi kita akan memasuki
bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah,
rahmah dan karunia Allah SWT. Dalam bulan
Ramadhan kepada kita diberikan kesempatan
oleh Allah SWT untuk bertobat, memperbanyak
amalan untuk menutupi kekurangan amal ibadah
kita selama bulan-bulan sebelumnya.

Nabi SAW memberi kabar gembira mengenai
bulan suci ini. Sepertiga pertama dari bulan suci
Ramadan adalah sepuluh hari yang penuh
rahmat bagi seluruh manusia, sepuluh hari
keduanya adalah hari-hari yang penuh
pengampunan dari Allah SWT, dan sepertiga
bagian terakhir adalah pembebasan dari Neraka
bagi orang-orang yang beriman, Allah SWT
membebaskan mereka dari Neraka. Oleh sebab
itu, orang-orang beriman yang berusaha menjaga
perintah Tuhan mereka di siang hari selama
bulan Ramadan yang penuh berkah dengan
puasa dan malam hari dengan salat tarawih dan
tahajjud akan diganjar oleh Tuhan kita dengan
memberi mereka pembebasan dan keamanan
(bara`ah) dari Neraka, dan mereka telah diberi
kabar gembira tentang Surga

Menahan lapar dan dahaga di siang hari selama
bulan Ramadhan adalah sebagai media untuk
melatih kepekaan sosial, ikut merasakan
penderitaan saudara-saudara kita yang hidup
dibawah garis kemiskinan, fakir miskin, anak-anak terlantar yang sering mengalami kelaparan.
Melaksanakan puasa ditinjau dari ilmu medis
juga dapat meningkatkan kesehatan kita karena
sumber penyakit berasal dari perut.

Namun yang lebih penting dari itu semua, tujuan
kita berpuasa adalah untuk mensucikan hati
dengan menjaga mata dari melihat maksiat,
menjaga lidah dari perkataan-perkataan kotor
dan sia-sia dan mengekang syahwat kita agar
tidak selalu memperturutkan hawa nafsu.
Mengekang hawa nafsu adalah pekerjaan
teramat berat sehingga Nabi SAW menyebutnya
sebagai "Perang Besar". Mengendalikan nafsu
sebagai latihan spiritual yang dilakukan oleh para
pengamal tasawuf bukan hanya dalam bulan
Ramadhan tetapi juga di bulan-bulan lain
sepanjang tahun untuk menjaga kesucian hati
agar terus menerus menerima cahaya Allah SWT
sebagai sumber kebenaran hakiki.

Salah satu ibadah penting di bulan Ramadhan
sebagai jalan untuk mensucikan hati adalah
melaksanakan 'Iktikaf/Suluk sebagaimana yang
dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.

Dari Aisyah r.a., dia berkata,"Adalah Nabi SAW
melaksanakan Iktikaf dalam sepuluh hari akhir
Ramadhan, lalu saya buatkan kelambu untuk
Beliau, lalu Rasul shalat subuh, kemudian Rasul
memasukinya", (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud
dan Ibnu Majah)

Keutamaan Ramadhan

1. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya
ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu
di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak
shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan
memberatkan timbangannya pada hari ketika
timbangan meringan. Barangsiapa di bulan
ini membaca satu ayat Al-Quran,
ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

2. "Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan
sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan
itu adalah bulan memberi pertolongan (
syahrul muwasah ) dan bulan Allah
memberikan rizqi kepada mukmin di
dalamnya."

3. Barangsiapa memberikan makanan berbuka
seseorang yang berpuasa, adalah yang
demikian itu merupakan pengampunan bagi
dosanya dan kemerdekaan dirinya dari
neraka. Orang yang memberikan makanan itu
memperoleh pahala seperti orang yang
berpuasa tanpa sedikitpun berkuran. Para
sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah
semua kami memiliki makanan berbuka
puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka
bersabdalah Rasulullah saw, "Allah
memberikan pahala kepada orang yang
memberi sebutir kurma, atau seteguk air,
atau sehirup susu."

4. Dialah bulan yang permulaannya rahmat,
pertengahannya ampunan dan akhirnya
pembebasan dari neraka. Barangsiapa
meringankan beban dari budak sahaya
(termasuk di sini para pembantu rumah)
niscaya Allah mengampuni dosanya dan
memerdekakannya dari neraka

5. Nabi Bersabda : "Barangsiapa memberi minum
kepada orang yang berbuka puasa, niscaya
Allah memberi minum kepadanya dari air
kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia
tidak merasakan haus lagi sesudahnya,
sehingga dia masuk ke dalam surga." (HR.
Ibnu Huzaimah)

6. Diriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit
bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan
keberkahan. AIlah mengunjungimu pada
bulan ini dengan menurunkan rahmat,
menghapus dosa-dosa, dan mengabulkan
doa. Allah melihat berlomba-lombanya kamu
pada bulan ini dan membanggakanmu
kepada para malaikat-Nya. Karena itu,
tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik
dari dirimu karena orang yang sengsara ialah
yang tidak mendapatkan rahmat Allah di
bulan ini." (HR ath-Thabrani).

7. Pada awal malam Ramadhan Allah swt
mengampuni semua dosa yang tersembunyi
dan yang terang-terangan, meninggikan
beribu-ribu derajat, membangunkan untuk
kalian lima puluh ribu kota di surga, pada
malam kedua, malam ketiga sampai malam
terakhir diberikan pahala yang berbeda oleh
Allah SWT

Demikian sekilas keutamaan-keutamaan
Ramadhan yang akan diberikan Allah SWT
diantara sekian banyak keutamaan lain sebagai
motivasi agar kita mau memperbanyak ibadah
dibulan yang mulia itu. Namun hendaknya ibadah
kita bukan semata-mata mengharapkan pahala
akan tetapi tidak lain untuk Ridha-Nya
sebagaimana do'a yang selalu kita panjatkan
setelah berzikir, "Ilahi Anta Maqsudi Waridhaka
Matslubi".

Marhaban Ya Ramadhan, selamat datang bulan
paling mulia. Pada kesempatan ini kepada
saudara-saudaraku sekalian saya mengucapkan:

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH DI BULAN
SUCI RAMADHAN,
SEMOGA KITA SEMUA DI BERI KESEMPATAN,
KESEHATAN DAN UMUR PANJANG AGAR DAPAT
TERUS MEMUJA NYA
SEMOGA AMAL IBADAH KITA MENDAPAT RIDHO
NYA,
AMIN YA ALLAH
AMIN YA RAHMAN
AMIN YA RAHIM
AMIN YA RABBAL 'ALAMIN

http://sufimuda.net/2008/08/28/marhaban-ya-ramadhan/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=279&relatedposts_position=0

PUASA DAN BIDADARI

Melaksanakan shalat tarawih malam pertama
Ramadhan sungguh menyenangkan, suasana
ramai dan meriah, orang yang tidak pernah
datang ke mesjid di bulan-bulan sebelumnya
tiba-tiba muncul dengan busana muslim
lengkap dengan peci haji sebagai lambang
kesalehan. Bula Ramadhan seperti tahun-tahun yang lalu berhasil mengajak sebagian
besar kaum muslim di seluruh dunia untuk
memperbanyak ibadah, mengisi kekurangan
selama bulan-bulan yang lain, dengan
harapan menjadi orang yang Taqwa
sebagaimana ayat (Al-Baqarah, 183) yang
sering di baca oleh Imam atau Penceramah,
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu ber puasa sebagaimana Telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertaqwa"

Semalam penceramah menceritakan tentang
pahala ibadah di bulan Ramadhan, imbalan
berlipat ganda, dia ceritakan pahala malam
pertama sampai malam ke-30, sekalian
dihitung jumlah shalat wajib dikalikan 70 dan
shalat sunnat di hitung sebagai shalat wajib.
Angka yang keluar luar biasa! Saya jadi heran,
ini ustad penceramah atau guru matematika
ya?

Apa memang tujuan puasa untuk
mengharapkan imbalan semata-mata?
Mengharapkan pahala? Bukankah setiap
ibadah dilakukan dengan ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan apa-apa selain karena
Allah semata-mata.

Siang kemarin saya singgah disebuah mesjid
untuk shalat dhuhur berjama'ah, setelah
selesai shalat diadakan ceramah oleh
sekelompok orang berjubah putih dan
berjanggut. Pimpinan mereka memberikan
pengumuman kepada seluruh jamaah mesjid:
"mari merapat, mari membuat lingkaran, kita
mengikuti sunnah nabi, zaman Rasulullah SAW
ketika Beliau ceramah seluruh sahabat
mengelilingi Beliau". Saya ikut merapat dalam
lingkaran tersebut. Ceramahnya dimulai
dengan puji-pujian kepada Allah SWT
kemudian shalawat kepada Nabi, kemudian
diteruskan dengan kata-kata dalam bahasa
Arab sampai 15 menit lamanya, saya jadi
bingung, ini mau ceramah biasa atau khutbah
Jum'at ya? Tiba-tiba penceramah tadi
mengakhiri ceramahnya dengan
"wasalammu'alaikum wr.wb". Kemudian
disambung oleh penceramah kedua, mirip
juga dengan penceramah pertama, Cuma yang
ini dilanjutkan dengan bahasa Indonesia.

Penceramah kedua menceritakan pahala
puasa, pahala jihad dan berbagai pahala
lainnya, pokoknya semua tentang pahala. Juga
diceritakan tentang bidadari di surga. Topik
tentang bidadari ini yang mengganggu pikiran
saya karena penceramah menceritakan
tentang bidadari lengkap sekali, mulai
keindahan tubuhnya sampai bagaimana para
bidadari itu nanti menyambut suami nya,
yaitu orang yang mendapat pahala surga.
Cerita tentang keindahan bidadari ini dikemas
sedemikian rupa sehingga hampir mendekati
cerita-cerita romantis yang bisa merangsang
pendengarnya.

Saya jadi tertegun, kalau model begini
ceramahnya bukan hikmah yang didapat tapi
bisa membatalkan puasa karena bisa
menimbulkan rangsangan serta bisa
membuat orang menghayal tentang wanita
cantik. Ketika ceramah berakhir dan jamaah
bubar, saya melihat sekelompok anak muda
berumur sekitar 17-an keluar mesjid dengan
wajah yang memerah dan ceria. Saya dekati
mereka: "dik, ceramah tentang bidadari tadi
keren ya?", "keren kali bang, mudah-mudahan saya dapat pacar seperti itu"
jawabnya sambil tertawa, teman-teman dia
yang lain juga ikut tertawa. Mudah-mudahan
saja pulang dari mesjid anak muda ini tidak
kawin dengan syetan, ber onani sambil
membayangkan wanita secantik bidadari.

Mengharapkan surga dengan segala
kenikmatannya merupakan hal yang wajar,
akan tetapi kita harus hati-hati karena bisa
mengurangi keikhlasan kita dalam beribadah.
Penceramah tidak menceritakan bahwa
kenikmatan tertinggi di dalam surga kelak
adalah memandang wajah Allah bukan
menggauli bidadari. Penceramah lupa
menceritakan bagaimana kedudukan wanita
di surga, kalau satu orang pria mendapat
ribuan bidadari apakah wanita dapat ribuan
suami juga??

Bagi saya ibadah tidak lain untuk
mengharapkan ridho Allah semata. Saya
selalu bersyukur kehadirat-Nya karena di
dunia ini telah diberi kesempatan untuk
memandang wajah-Nya sebagai kenikmatan
luar biasa yang dijanjikan kelak di akhirat
kepada penduduk surga. Saya tidak lagi
mengharapkan surga beserta ribuan bidadari
nya. Allah telah memberikan wajah-Nya
untuk saya pandang disetiap zikir dikala
malam telah larut untuk mengobati rasa rindu
yang menyesakkan dada. Dia selalu hadir
dalam mimpi-mimpi saya, dalam setiap
hembusan nafas dan setiap derap langkah
dalam menapaki hidup di dunia ini. Allah
juga menganugerahkan saya seorang wanita
sebagai istri, bagi saya dialah bidadari yang
dijanjikan itu dan saya selalu mensyukuri atas
segala karunia-Nya. Wallahu'alam!

http://sufimuda.net/2008/09/03/puasa-dan-bidadari/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=1954&relatedposts_position=0

Cermin

rmin?

Dalam masyarakat kita terkenal dengan
pepatah, "Rupa buruk cermin dibelah" yang
bermakna sudah menjadi kebiasaan setiap
kesalahan atau kekurangan diri, kita
cenderung mencari alasan dengan
menyalahkan orang lain disekitar kita. Kita
cenderung menyalahkan lingkungan yang
tidak lain adalah cermin bagi diri kita sendri.

Apabila engkau melihat aib (kesalahan) pada
diri orang lain, maka ucapkanlah dalam diri,
"Sungguh, aib itu ada pada diriku. Karena
seorang muslim adalah cermin bagi muslim
yang lainnya. Yang dilihat seseorang pada
cermin hanyalah bayangan dirinya sendiri"
demikian nasehat dari Syekh Muhammad
Amin Al-Kurdi yang layak untuk direnungi.

Kalau lingkungan, teman-teman, orang yang
kita kenal dan alam ini adalah cermin bagi diri
sendiri, maka apapun yang kita lihat adalah
diri kita sendiri. Kalau kita mengatakan orang
lain sombong maka seharusnya kita
menyadari bahwa itulah cermin diri kita yang
masih menyimpan perasaan sombong. Kalau
kita mengatakan orang lain penipu, pencuri
dan sekian banyak kesalahan tidakkah kita
sadari kalau itu adalah cermin dari diri kita
sendiri? Bukanlah itu adalah diri kita sendiri
yang terlihat pada sebuah cermin?

Sudah menjadi hukum alam bahwa segala
sesuatu di dunia ini tersusun dengan
demikian rapi. Ada hukum yang tidak tertulis
di alam ini yaitu hukum Ketertarikan (Law
Attraction) di mana benda yang sejenis dan
segelombang akan menarik benda yang sama
pula. Tidak mungkin kambing berkawan
dengan harimau atau ayam berkawan dengan
musang, masing-masing akan bersahabat
dan dekat dengan yang sejenis. Penipu akan
berkawan dengan penipu dan orang jahat
akan dekat dan menarik orang jahat yang
sejenis untuk dekat dengannya.

Kalau suatu saat anda diperlakukan tidak adil,
ditipu misalnya, biasanya kita lebih senang
menyalahkan orang yang menipu kita
daripada kita merenung dan menanyakan
dalam diri kita, magnet apa yang
menyebabkan kita menarik si penipu tersebut
sehingga bisa bersentuhan dengan kita?

Di dalam Terekat, Zikir adalah benteng yang
melindungi pengamalnya dari godaan-godaan atau serangan-serangan yang
membuat diri menjadi kacau dan mengikuti
gelombang yang sesat tersebut. Ketika ada
yang berani "menyerang" kita, apakah dalam
bentuk penipuan, mendapat kata-kata kasar
atau perlakukan tidak menyenangkan lainnya
berarti pertahanan kita telah bobol dan pos-pos yang seharusnya di isi dengan Dzikir
telah kosong sehingga bisa ditembus oleh
musuh.

"Hanya Wali yang Kenal dengan Wali"
demikian prinsip yang pernah kita ketahui
dalam dunia tasawuf. Artinya seorang
Kekasih Allah hanya bisa dikenali oleh orang
yang segelombang. Ketika dalam diri kita
masih membawa gelombang yang berbeda
maka sampai kapan pun kita tidak akan
pernah bisa berkenalan apalagi berdekatan
dengan Wali Allah.

Jadi, cara terbaik untuk memperbaiki hidup
agar lebih berkualitas adalah dengan banyak
bercermin dan merenungi diri sendiri.
Menumpahkan kesalahan kepada orang lain
hanya akan membuat kita senang sesaat
akan tetapi dalam jangka panjang akan
mendatangkan masalah yang jauh lebih besar
karena sudah menjadi hukum di alam ketika
kita mengeluarkan energi negatif maka energi
tersebut akan berlipat ganda dan akan
kembali kepada kita. Kalau anda mencaci
maki dan membuka aib (kesalahan) orang lain
maka tunggulah sudah menjadi hukum pasti
caci maki akan kembali kepada anda dan aib
anda akan diketahui oleh orang lain dalam
skala yang lebih luas.

Mari kita banyak bercermin kepada
lingkungan sekitar untuk memperbaiki diri
sendiri. Menutup tulisan ini saya mengutip
sebuah syair dari seorang penyair sufi
Hamzah Fanshuri, "Kembalilah menjadi diri
agar engkau lebih berarti". Wallahu'alam
Bishawab.

http://sufimuda.net/2012/10/07/cermin/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=1922&relatedposts_position=1

Agama adalah Cinta

Jika agama dengan segala kelengkapannya
ingin di wakili dalam sebuah kata, maka kata
yang paling tepat untuk mewakilinya adalah
CINTA. Cinta kepada Allah, cinta kepada
Rasul, Cinta kepada saudara seiman dan cinta
kepada semuanya. Cinta kepada Allah akan
menimbulkan gairah kepada kita untuk
melakukan pengabdian sepenuh hati kepada
Allah dengan ikhlas tanpa pamrih.

Apa yang membuat Rasul begitu tabah dalam
menyampaikan kebenaran, mengajak dan
membimbing manusia untuk mengenal Allah,
melewati masa-masa berat berupa penolakan
dari orang-orang yang dekat dengan Beliau,
sanak saudara dan teman-teman Beliau,
karena rasa Cinta Rasul yang begitu besar
kepada Allah SWT. Cinta tanpa syarat,
mengalir begitu indah dalam darah dan setiap
detak jantung Nabi.

Rasa cinta yang mendalam kepada Allah,
kemudian melimpah dan mengalir dalam
bentuk cinta kepada Agama, para sahabat
dan seluruh ummat Beliau. Nabi tidak
mengharapkan apa-apa, asal Beliau bisa
berbuat untuk menyenangkan SANG PUJAAN
HATI, itu sudah merupakan kebahagiaan
tertinggi bagi Beliau.

Apa yang membuat Nabi sebagai manusia
mulia dan terjamin masuk surga bahkan bisa
memberikan syafaat kepada seluruh ummat
manusia begitu tekun beribadah? Karena
Rasa cinta yang begitu besar terhadap Allah.
Ibadah bagi Nabi bukanlah untuk sekedar
memenuhi kewajiban.

Meneladani Rasul, selayaknya kita juga
beribadah kepada Allah atas dasar Cinta,
sehingga tidak terlintas dalam pikiran imbalan
atas ibadah yang kita lakukan, layaknya
seorang pedagang atau ibadah yang
dilakukan atas dasar rasa takut seperti
layaknya seorang budak.

Semoga Allah selalu menuntun dan
membimbing kita kepada jalan-Nya yang
lurus dan benar, Jalan-Nya yang penuh
dengan Rahmat Karunia, Cinta dan Kasih
Sayang, amin..

http://sufimuda.net/2014/04/27/agama-adalah-cinta/